Movie Review - Jaga Pocong (2018)
Sedikit curhatan singkat saya mengenai film Jaga Pocong!
😁
Hal yang paling ditonjolkan di dalam film ini adalah cinematography, dari awal film hingga akhir film mata kita di manjakan dengan hasil cinematographynya yang benar-benar beautiful dah.
Okay, sekarang saya akan membahas beberapa hal penting di dalam film ini:
1. Plot
Hemmm....
Film Jaga Pocong ini menggunakan konsep Twist-Ending, yang dimana penonton akan dibawa masuk ke dalam plotnya yang cukup sederhana dan mencekam dengan cara halus dan berakhir dengan cara yang halus pula.
Plotnya sebenarnya gak ribet-ribet amat, cuman ya sepertinya sang sutradara ingin membuat menonton terbawa ke dalam suasana yang cukup mencekam tersebut dengan memasukkan konsep Twist-Ending di dalam plotnya. Twistnya pun juga di jalankan dengan cukup baik dan tidak berantakan alias tidak mudah ketebak oleh penonton.
Teror demi teror di jalankan dengan cukup disepanjang plotnya dari menit awal hingga akhir, dan ketika mulai menuju ke menit 10-15 menjelang ending itu ya penonton akan mulai di paksa untuk menghadapi kenyataan dibalik semua teror yang terjadi dan dialami oleh suster Mila di dalam rumah tersebut.
***************
2. Cast
Castnya yang paling bagus pendalaman karakternya disana ya cuman mba Acha Septriasa aja deh sepertinya, sementara untuk beberapa deretan cast lainnya ya biasa aja, malah ada satu cast yang berperan sebagai pemeran pembantu yang bahkan seperti sedang membaca naskah.
Mba Acha Septriasa sebagai suster Mila emang keren banget dah pendalaman karakternya, pantesan aja kemaren mba Acha dilirik untuk memerankan karakter Nagini di dalam sekuel pertamanya Fantastic Beast.
Mba Acha emang keren dah kalau soal mendalami karakter, gaya beraktingnya mba Acha itu berbeda dengan gaya beraktingnya para aktris Indonesia kebanyakan, mba Acha itu paling sering mainin mimiknya ketika berakting di depan kamera.
Dan sumpah permainan mimiknya mba Acha di dalam film horror ini jauh lebih baik ketimbang ketika berakting untuk film bergenre drama romantis, entah kenapa cara mba Acha mengekspresikan wajahnya di dalam film Jaga Pocong ini tuh total banget dah. Mba Acha itu sepertinya ingin menunjukkan ke penonton bahwa karakter yang dia perankan itu benar-benar depresi oleh teror yang makhluk halus yang berada di dalam rumah tersebut.
***************
3. Cinematography
Nah ini dia primadonanya film Jaga Pocong ini, yaitu Cinematography.
Cinematography dalam film ini di tampilkan dengan sangat baik, tata letak kameranya pun sepertinya sudah di perhitungkan dengan baik.
Untuk pergerakan kameranya lumayan bagus, walau masih rada-rada ada beberapa scene yang nampak shaking dan terpatah-patah, bahkan ada pula beberapa scene yang bayangan kamera tuh nampak jelas terlihat di dalam scene film Jaga Pocong ini.
Saya gak tahu kesalahan (bayangan kamera nampak di dalam film) tersebut datangnya dari cameramannya atau gak ketangkep sewaktu editing oleh sang director, ya tetap aja hal sepele itu sebenarnya gak boleh dianggap biasa. Karena itu cukup memilukan dan memalukanloh buat seorang sineas perfilman, apalagi kalau penontonnya pada sadar ketika menonton film dan melihat ada bayangan kamera yang ikutan nongol di dalam film. 😨😱😢
Tapi secara keseluruhan ya cinematography dalam film Jaga Pocong ini juara banget dah, benar-benar bisa memanjakan mata lara penonton.
Dan cinematographynya kalau ingin dibandingkan ama film horror Indonesia yang lain ya sepertinya cuman film Kafir: Bersekutu Dengan Setan dan Pengabdi Setan aja yang bisa bersaing dengan film ini, dan untuk saat ini ya sepertinya saya akan menempatkan film Jaga Pocong ini di posisi pertama sebagai film horror Indonesia dengan cinematography terbaik dan terindah, menyusul Kafir: Bersekutu Dengan Setan di posisi kedua dan Pengabdi Setan di posisi ketiga.
***************
4. Sound Editing / Sound Mixing
sound editing dalam film ini kalau menurut saya pribadi ya boleh dikata keren, sampai-sampai suara lompatan pocongnya kedengaran dengan sangat baik dan bahkan suara mba Acha ketika berteriak pun terdengar dengan sangat-sangat mantep dah.
Sementar untuk sound mixingnya kalau menurut saya pribadi juga udah cukup amazing dah, musik di dalam film ini tuh di tempatkan pada scene yang tepat, penonton seakan-akan dibuat tegang dengan suara musiknya yang cukup gede dan dadakan. Bahkan ada beberapa scene yang menampilkan suara 3D yang sumpah dah keren dan saya suka banget.
Dan untuk sound mixingnya saya sih dengerinnya ya hampir sama dengan konsep sound mixingnya film-film horror Hollywood, macam sound mixing di film Insidious pertama dan The Conjuring pertama, oh iya sound mixingnya juga sepertinya rada-rada terdengar seperti hasil sound mixingnya film The Skeleton Key.
Dimana music dan suara dasar (suara pemain dan suara benda) itu menyatu dengan sangat-sangat baik dan rapih, yang kemudian akan menghasilkan suara adegan yang mencekam.
***************
Kesimpulan
Buat saya pribadi ya film Jaga Pocong ini lumayan bagus dan twistnya juga di jaga dengan baik, dari 10 menit pertama hingga menjelang 25 menit terakhir penonton akan di perlihatkan keadaan suster Mila yang terus-terusan terror oleh Pocong dan pada 10 menit mendekati ending penonton akan disuguhkan Twist-Ending yang cukup baik.
Buat kalian yang pernah nonton film The Skeleton Key sudah pasti gak akan asing lagi dengan konsep plot pada film Jaga Pocong ini, dimana semuanya tuh nyaris hampir miriploh.
Entah apakah sang director terinspirasi atau secara gak sengaja niru konsep plotnya film The Skeleton Key, hemm.. Ya setidaknya film Jaga Pocong ini bisa memberikan bumbu horror yang cukup baik jika dibandingkan dengan film The Skeleton Key. Twist-endingnya Jaga Pocong pun di eksekusi nyaris mirip banget ama twist-endingnya The Skeleton Key.
Kalau buat saya pribadi ya film horror macam The Skeleton Key itu gak bakalan bisa terlupakan walau sudah lama banget rilisnya, makanya ketika ada film horror yang dibuat dengan konsep plot yang sama persis dengan film The Skeleton Key ya sudah pasti bakalan tahu tuh film kemungkinan besar meniru dan kemungkinan kecilnya terinspirasi oleh konsep plotnya The Skeleton Key.
Dimana pada film The Skeleton Key itu ada jebak-jebakan, tegang-tegangan, buru-buran, serem-sereman dan ritual-ritualan. Dan film Jaga Pocong ini juga menggunakan hal yang serupaloh.
Intinya ya film Jaga Pocong ini kalau menurut saya pribadi itu gak original, alias seperti cuman mendaur ulang film Hollywood yang berjudul The Skeleton Key, tapi daur ulangnya sudah di kemas dengan cita rasa khas Indonesia punya.
Saya pribadi ya cukup beri 7.0/10 untuk film Jaga Pocong ini, karena sudah berhasil membuat saya kembali bernostalgia dengan film The Skeleton Key, tapi yang ini dengan cita rasa khasnya Indonesia yaitu Pocong-pocongan dan telah berhasil membuktikan bahwa dengan cara merecycle bahan luar negeri tuh bisa memberikan tontonan yang seru.
😁😂
Saya tekankan sekali lagi, film Jaga Pocong ini menangnya di cinematography dan sound mixing. Selebihnya ya biasa aja. 😁
Dan please jangan banding-bandingkan film Jaga Pocong ini dengan film Pocong 2 ya, karena beda banget konsepnya dan jauh lebih bagusan film Pocong 2. 😄
Buat kalian yang gemar nonton Pocong dan ingin tereak-tereak gembira bareng teman atau pacar dan keluarga, maka kalian sepertinya cocok dah tuk nonton film The Skeleton Key ini... Eehh salah.. Maksud saya film Jaga Pocong ini yo.
Sekian dan terimakasih, semoga curhatan singkat saya mengenai film Jaga Pocong ini bermanfaat ya.
Selamat menikmati filmnya ya sahabat DRI! 😁
Komentar
Posting Komentar